Hidup Seperti Semilir Angin, Menyejukkan Meski Hanya Sesaat

Botani

Mempelajari berbagai macam hal mengenai tumbuhan seperti fisiologi dan sistematika

Zoologi

Mempelajari seluk beluk dunia hewan dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi

Mikrobiologi

Serunya mengamati mereka yang tidak kasat mata

Genetika dan Molekuler

Rekayasa dan ilmu tentang berbagai macam unsur pembentuk kehidupan yang masih penuh misteri

Ekologi

Bumi dan isinya adalah keajaiban. Semua memiliki tempat masing-masing yang harus dijaga keseimbangannya.

Monday, April 24, 2017

Laporan Identifikasi

BAB I
 PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan, dan  untuk ini dapat terlepas dari nama latin. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasi, mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengehtahuan. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti semua aturan yang ada dalam KITT. Untuk mengidentifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengehtahuaan, memerlukan sarana antara lain bantuan dari orang lain, spesimen, herbarium, buku-buku flora, dan monografi kunci identifikasi serta lembar identifikasi jenis.
Identifikasi merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh orang biologi, terutama bagi yang mengambil taksonomi. Praktikum kali ini merupakan salah satu latihan untuk melakukan identifikasi dan membuat spesimen awetan. Selain itu juga untuk berlatih menggunakan beberapa metode identifikasi.
B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana melakukan koleksi spesimen?
2.    Bagaimana metode membuat herbarium?
3.    Bagaimana melakukan identifikasi tumbuhan?
C.  Tujuan
1.    Mahasiswa dapat melakukan koleksi spesimen.
2.    Mahasiswa dapat membuat herbarium.
3.    Mahasiswa dapat melakukan identifikasi tumbuhan.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  Eksplorasi
Eksplorasi merupakan kegiatan pencarian bahan-bahan tanaman, kultivar, klon tanaman, dari alam seperti pertanaman yang ada pada petani atau dari koleksi laboratorium atau perorangan. Tujuan suatu eksplorasi plasmanutfah ialah untuk memperkaya keragaman genetik koleksi plasmanutfah yang sudah ada. Dalam setiap eksplorasi kita mengharap akan terjaring alel-alel baru yang belum terdapat dalam koleksi plasmannutfah kita.
Di alam akan terjadi proses evolusi yang akan memunculkan genotipe-genotipe baru. Hibridisasi alami, mutasi, dan seleksi alam akan merupakan kekuatan di alam yang mendorong munculnya genotipe-genotipe baru yang unggul dalam arti mampu beradptasi terhadap tekanan tekanan lingkungan, seperti hama, penyakit, atau kekeringan. Oleh sebab itu sangat penting melakukan eksplorasi secara beraturan untuk menjaring genotipe baru, baik genotipe yang belum terjaring oleh eksplorasi sebelumnya atau mutan baru yang secara periodik selalu muncul di alam. Sebagai contoh tanaman akan berkoevolusi dengan serangga hamanya, sehingga datang serangan hama baru untuk suatu periode waktu tertentu, mungkin dapat muncul genotipe baru hasil mutasi yang resisten terhadap hama tersebut. Melalui eksplorasi yang teratur genotipe-genotipe seperti ini dapat memperkaya koleksi plasmanutfah.
Dalam suatu kegiatan eksplorasi akan terdapat satu rangkaian kegiatan yang harus menjadi satu paket. (1) Persiapan, (2) Eksplorasi atau pengambilan sampel, (3) inventarisasi dan evaluasi, (4) Konservasi. Pada bagian ini akan dibahas mengenai kegiatan persiapan dan pengambilan sampel. Kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi, serta Konservasi akan dibahas pada bagian yang terpisah.


a.    Persiapan Eksplorasi :
Pengumpulan Informasi Biologi dan Genetik
Sebelum kegiatan eksplorasi ke lapang dilakukan harus dipersiapkan perlengkapan serta informasi biologi dan genetik tanaman yang akan dieksplorasi. Informasi biologi yang perlu diperhatikan menyangkut proses reproduksi, seperti apakah tanaman target termasuk menyerbuk sendiri, menyerbuk silang, atau berkembang biak secara vegetatif. Selanjutnya kita perlu mengetahui bahan tanaman apa yang harus dikumpulkan, misal apakah biji, umbi, atau stek batang. Kemudian perlu diketahui musim tanam, musim berbunga, dan musim panen. Wilayah mana yang terdapat pertanaman verietas hasil pemulian, varietas local, kerabat liar.
Tanaman menyerbuk sendiri akan membentuk galur-galur yang mantap atau tidak bersegregasi. Populasi dari tanaman jenis ini bukan populasi seperti yang dikemukakan dalam genetika populasi yaitu yang anggotanya dapat melakukan perkawinan satu sama lain. Keragaman genetik baru akan muncul di alam sebagai akibat mutasi atau terjadinya persilangan antargalur, walau dengan derajat yang kecil. Tanaman menyerbuk silang akan membentuk populasi yang sebenarnya, yaitu antara anggota populasi dapat terjadi perkawinan secara acak. Oleh karena itu kita tidak akan dapat memperoleh identitas genetik suatu individu. Berdasarkan riwayat perkembangannya tanaman dapat dibagi menjadi, kultivar modern hasil pemuliaan, kultivar hasil pemuliaan yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat, Pada setiap kelompok ini dimungkinkan terdapat gene-gen yang istimewa yang perlu diambil untuk memperkaya koleksi plasmanutfah kita.
Kultivar modern hasil pemuliaan bukan merupakan target dalam eksplorasi, karena tentunya saat melepas kultivar ini pemulia juga mengirim sampelnya ke pusat koleksi plasmanutfah. Di alam kemungkinan pada kelompok ini belum terdapat gen-gen baru hasil mutasi yang memberikan tambahan keunggulan. Sebaliknya kultivar hasil pemuliaan yang sudah lama ada di masyarakat, dapat menjadi target eksplorasi karena pada kelompok ini kemungkinan telah muncul mutan-mutan baru yang memberikan keunggulan pada kultivar tersebut.
Kelompok berikutnya ialah varietas lokal, termasuk landrace, yang secara tradisi selalu dibudidayakan oleh petani diwilayah-wilayah tertentu. Kelompok ini mungkin mengandung gen yang mengendalikan karakter yang spesifik yang menarik bagi petani yang membudidayakannya, missal rasa atau aroma tertentu. Eksplorasi terhadap varietas lokal mempunyai tujuan untuk menghgimpun gen-gen tersebut
Kelompok terakhir dari target eksplorasi ialah tumbuhan liar yang menjadi anggota pool gen dari tanaman terbududaya. Salah satu sifat dari tumbuhan liar yang tidak dipunyai oleh tanaman terbududaya ialah mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan tidak terbudidaya. Eksplorasi terhadap tumbuhan liar mempunyai sasaran untuk menghimpun gen-gen yang berhubungan dengan daya adaptasi terhadap lingkungan ekstrim, sebagaimana yang terdapat pada lingkungan tidak terbudidaya, seperti kekeringan atau miskin hara.
b.    Pengambilan Contoh Tanaman
Eksplorasi mempunyai tujuan untuk menjaring alel-alel atau genotipe baru yang mungkin muncul di alam. Metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan tersebut. Berdasarkan jenis keragaman yang terdapat pada tanaman tersebut kita dapat menentukan metode pengambilan sampel. Pada dasarnya kita harus menentukan apakah kita akan memilih memperbanyak daerah daerah pengambilan sampel, atau memperbanyak sampel dalam satu daerah pengambilan sampel. Untuk tanaman yang mempuyai keragaman intragalur yang rendah seperti tanaman yang diperbanyak secara vegetatif, atau tanaman menerbuk sendiri maka strategi pengambilan sampel ialah memperbanyak wilayah pengambilan sampel. Pada tanaman menyerbuk silang akan terdapat keragama populasi yang tinggi, maka strategi pengambilan sampel diarahkan untuk memperbanyak individu di dalam setiap wilayah pengambilan sampel
a.    Inventarisasi dan Evaluasi
Setelah melakukan eksplorasi tahapan berikutnya adalah inventarisasi dan evaluasi terhadap bahan-bahan hasil eksplorasi. Tujuan utama dari evaluasi ialah melihat gen-gen yang terdapat pada bahan-bahan tersebut. Bila eksplorasi ini dilakukan oleh pusat koleksi plasmanutfah maka kita akan membandingkan gen-gen tersebut dengan gen yang telah ada pada bahan yang sudah terdapat pada hasil koleksi. Tahapan awal dari evaluasi ialah penyusunan matriks data, dan menyimpannya dalam suatu “file” komputer, membentuk suatu data-dasar database.
Setelah mengetahui sifat-sifat penting tahapan berikutnya ialah melakukan analisis terhadap bahan bahan hasil ekplorasi. Analisis meliputi (1) penghitungan jumlah ciri/alel yang terdapat dalam setiap lokus, (2) keragaman untuk setiap lokus/sifat, (3) mencari ciri/alel baru, (4) klasifikasi atau pengelompokan bahan berdasarkan kesamaan genetiknya, dan (5) analisis genetik.

B.  Herbarium
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi (Onrizal, 2005). Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan tanaman kering untuk keperluan studi maupun pengertian, tidaklah boleh diabaikan. Yaitu melalui pengumpulan, pengeringan, pengawetan, dan dilakukan pembuatan herbarium (Steenis, 2003).
Herbarium merupakan tempat penyimpanan contoh koleksi spesiemen tanaman atau tumbuhan yaitu herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium yang baik selalu disertai identitas, pengumpul (nama pengumpul atau kolektor dan nomor koleksi). Serta dilengkapi keterangan lokasi asal material dan keterangan tumbuhan tersebut untuk kepentingan penelitian dan identifikasi (Moenandir, 1996).
Pada masa sekarang herbarium tidak hanya merupakan suatu spesimen yag diawetkan tetapi juga mempunyai suatu lingkup kegiatan  botani tertentu,  sebagai sumber informai dasar untuk para ahli taksonomi dan sekaligus berperan  sebagai pusat penelitian  dan pengajaran , juga pusat informasi bagi masyarakat umum. Herbarium diartikan juga sebagai bank data dengan sejumlah data mentah yang belum diolah. Masing-masing specimen dapat memberikan bermacam-macam informasi, tergantung kelengkapan spesimen, data dan asal-usul materialnya. (Balai Taman Nasional Baluran, 2004).
Herbarium pertama kali ditemukan pada tahun 1600 di eropa. Adapun macam macam herbarium di bagi menjadi dua yaitu :
a)    Herbarium basah
Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah didentifikasi dan di tanam bukan lagi pada habitat aslinya. Spesiesmen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda adapun zat yang di gunakan pada herbarium basah diantaranya akuades, formalin 4% asam cuka 40% terusi alkohol 50% dan gliserin 10%. (Matnawi, 1989).
b)    Herbarium kering
Herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan di jadikan perbandingan.  Zat yang di gunakan dalam proses ini, formalin 4% atau alkohol 70% (Matnawi, 1989).

C.  Teknik Identifikasi
Identifikasi merupakan salah satu tujuan utama dalam taksonomi tumbuhan. Walaupun identifikasi merupakan proses yang terpisah yang mencakup dua kegiatan, yaitu klasifikasi dan tatanama. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas atau jati diri suatu tumbuhan (Tjitrosoepomo 1993). Proses identifikasi akan menghadapi dua kemungkinan:
1. Tumbuhan yang akan kita identifikasi sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, artinya tumbuhan tersebut telah diketahui nama ilmiahnya dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi melalui rangkaian penelitian.
2. Tumbuhan yang akan kita identifikasi belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, artinya tumbuhan tersebut belum ada nama ilmiahnya. Dalam hal ini merupakan takson baru (species nova). Hal ini berarti kita telah menemukan spesies baru.
Kemampuan mengamati secara detai dan teliti sangat dibutuhkan oleh ahli taksonomi. Sebisa mungkin spesimen yang diperoleh memiliki bagian-bagian yang lengkap seperti akar, batang, daun, dan bunga untuk memudahkan identifikasi. Agar pengamatan terhadap bagian-bagian tumbuhan dapat dilakukan dengan baik diperlukan alat-alat seperti loop, jarum, silet dan mikroskop stereoskopik. Langkah-lahkah dalam pengamatan tumbuhan yang akan diidentifikasi:
a.         Tentukan apakah tumbuhan tersebut tergolong tumbuhan herba atau berkayu
b.        Amatilah bagian-bagian batang atau ranting (bergetah, berduri, tipe percabangan dan sebagainya)
c.         Amati bagian-bagian daun (tipe, kedudukan, bentuk, ukuran, pangkal, ujung, tepi, pertulangan dan peruratan, tekstur, indumentum, stipula)
d.        Amati bagian-bagian bunga
Menghitung jumlah kelopak dan mahkota, mengamati apakah daun mahkota dan kelopak terpisah, menghitung jumlah benang sari, amati juga tipe perlekatan dari kepala sari, bentuk anthera dan lain-lain, jumlah putik, kepala putik dan tangkai putik, amatilah bagian ovarium bunga dengan cara melepas bagianbagian perhiasan bunga, lalu menyayatnya secara melintang dan memanjang. Akan teramati posisi bakal buah, jumlah carpel dan tipe plasenta
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kunci identifikasi:
a.         Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang ciri tumbuhan yang akan diidentifikasi sebelum menggunakan kunci tersebut. Ada kemungkinan penggunaan kunci akan menemui jalan buntu bila spesimen tersebut hanya berupa satu daun atau satu bunga saja. Secara praktis susunlah dengan lengkap pertelaan tumbuhan
b.        Pilihlah kunci yang cocok dengan materi tumbuhan serta daerah geografi di mana tumbuhan tersebut didapat
c.         Bacalah pengantar dari kunci tersebut, dan semua singkatan maupun hal-hal lain yang lebih rinci
d.        Gunakan kamus istilah untuk memahami arti setiap kata dalam buku atau kunci determinasi
e.         Bila spesimen tersebut tidak cocok dengan kunci dan semua pilihan tidak kena, maka perlu diadakan pengkajian ulang atau menggunakan metode lain.
Identifikasi Tumbuhan Yang Sudah Dikenal Dunia Ilmu Pengetahuan
Menanyakan kepada ahlinya membuat proses identifikasi lebih cepat, karena identifikasi dilakukan oleh seseorang yang telah berpengalaman dan memahami proses identifikasi dengan baik. Metode ini mudah dilakukan jika kita berada dalam institusi yang di dalamnya ada ahli identifikasi atau taksonomi. Spesimen yang ditemukan dapat langsung diidentifikasi. Tetapi jika kita berada di tempat atau institusi yang tidak memiliki ahli taksonomi, maka kita harus mencari terlebih dahulu dan kemudian mengantar spesimen yang akan diidentifikasi. Dalam proses mencari dan mengantar spesimen ini, kita diharuskan untuk dapat melakukan preservasi dan menjaga spesimen agar tetap dalam kondisi baik.
1.    Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang sudah teridentifikasi
            Herbarium merupakan koleksi spesimen dalam bentuk kering. Kelebihan metode ini adalah jika spesimen yang kita temukan lengkap dapat diidentifikasi dengan mudah. Namun, jika tidak lengkap kita membutuhkan informasi tambahan untuk mengetahui spesimen yang sedang diidentifikasi tersebut. Untuk melengkapi data identifikasi dapat digabungkan dengan menggunakan metode lain.
2.    Mencocokkan dengan gambar pada buku-buku flora dan website
            Membandingkan gambar buku dan website dapat dilakukan di mana saja, terutama website. Sangat mudah diakses dan digunakan. Kita dapat mengambil gambar spesimen dan mengunggah ke website, kemudian menunggu hasil pencarian mesin pencari. Atau kita dapat mengira-ngira sebelumnya spesimen yang akan diidentifikasi berasal dari family atau termasuk golongan apa, kemudian menuliskan kata kunci pada website. Begitu pula jika menggunakan buku, setelah melakukan identifikasi sederhana, kita dapat menelusuri informasi spesifik spesimen menggunakan buku. Kelemahan metode ini, kita harus sangat hati-hati dalam membandingkan dengan gambar website atau buku serta deskripsi yang diberikan. Jika spesimen masih merupakan spesies yang belum banyak diteliti atau bahkan spesimen baru maka akan sulit untuk menemukan informasi.
3.    Menyusun pertelaan sehinga bisa dibandingkan dengan dengan pertelaan dalam flora atau monografi.
4.    Menggunakan Kunci Identifikasi Tumbuhan
Kunci disusun dengan menggunakan karakter yang berbeda menyolok (bertentangan) untuk membagi tumbuhan menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dalam suatu kunci tersebut, melalui membuat pilihan-pilihan pernyataan sehingga jumlah takson akan dieliminir (dikurangi). Pernyataan-pernyataan dari kunci tersebut adalah berdasarkan karakter-karakter tumbuhan tersebut, contoh: Suatu kunci akan memisahkan takson dengan menggunakan pilihan-pilihan sebagai berikut:
a.    Herbaseus lawan berkayu (woody), jika herbaseus benar maka tumbuhan berkayu akan tereliminasi.
b.    Pilihan selanjutnya: zigomorphus lawan actinomorphus, jika tumbuhan tersebut actinomorphus maka zigomorpus akan tersisihkan. Demikian seterusnya, julah takson yang tersisa terus dieliminir dengan menggunakan karakter-karakter yang kontras.
Penggunaan kunci analog dengan penggunaan jalan-jalan yang bercabang-cabang, berkali-kali. Masing-masing cabang mempunyai petunjuk-petunjuk atau arah jalan, jika perjalanan mengikuti petunjuk tersebut, maka tujuan akan tercapai, tetapi jika pejalan kehilangan informasi atau petunjuk atau arah jalannya salah maka tujuan tidaka akan tercapai kecuali kebetulan saja (mencoba-coba).
Pada kebanyakan manual (buku-buku petunjuk) langkah pertama dalam identifikasi tumbuhan yang tidak dikenal adalah pengenalan famili, kemudian dengan menggunakan kunci genera nama genus akan didapatkan, selanjutnya ditentukan spesiesnya. Dengan mengacu pada deskripsi, kesalahan yang terjadi pada obsevasi atau penyeleksian pernyataan akan dapat dihindari. Deskripsi biasanya terdapat dalam manual baik untuk famili, genus maupun spesies.
Tipe Kunci
Kebanyakan kunci adalah dichotomy yang menampilkan dua pilihan yang kontras untuk masing-masing langkah. Pilihan-pilihan tersebut berpasangan yang disebut dengan “couplet” . kunci dirancang sedemikian rupa, yang satu bahagian dari couplet tersebut diterima sedangkan yang lainnya ditolak (dua hal yang saling bertentangan).
1. Kunci analisis :
a. Kunci paralel (Bracketed key)
b. Kunci sejajar (Yoked key / Intended key)
Kunci paling umum digunakan untuk identifikasi tumbuhan tingkat tinggi “Yoked key” . Pada kunci ini masing-masing couplet dijorokkan dari pinggir halaman sebelah kiri dengan jarak tertentu.
Tipe kunci yang kedua adalah parallel /bracket key. Dua couplet selalu dalam garis yang berurutan/sejajar, pada masing-masing dijumpai suatu nama atau nomor yang berhubungan dengan suatu couplet selanjutnya dalam kunci.
Kedua kunci tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian. Jika “identified key” digunakan, baris-baris menjadi lebih menjorok untuk masing-masing couplet. Hal ini jelas tidak efisien, dibutuhkan tambahan halaman. Lain halnya dengan “Bracket key” yang hemat akan ruang dan halaman. Pada “identified key”, elemen-elemen yang sama dikelompokkan sedemikian rupa sehingga lebih jelas dan lebih mudah. Kunci dichotomy moderen, dipublikasi baik dengan “identified key” maupun “Bracket key”. Meskipun berbagai kunci format penyajiannya berbeda-beda tetapi secara umum dapat diterima.
2. Kunci perbadingan
a.       Tabel
Kunci perbandingan berbentuk tabel memuat lajur dan kolom yang masing-masing memuat takson tumbuhan dan sifat-sifat dari tumbuhan tadi (atau sebaliknya) merupakan salah satu bentuk kunci perbandingan. Dalam lajur atau kolom yang berisi sifat dan ciri yang dipunyai takson di lajur atau kolom lain, menggambarkan ada tidaknya sifat dan ciri yang dipunyai oleh takson-takson tersebut. Dengan membandingkan ada tidaknya sifat tersebut, maka pendetermmasian dapat dilakukan.
b.      Kartu berlubang
Pada umumnya sistem kartu berlubang mempunyai satu kartu takson serta sejumlah kartu ciri-ciri. Kartu takson memuat lingkaran-lingkaran kecil sejumlah takson yang dicakup yang letaknya teratur. Masing-masing lingkaran memuat nama satu takson atau dengan nomor urut sesuai dengan nomor takson. Setiap ciri mempunyai kartu sendiri-sendiri dan kartu itu memuat lingkaran-lingkaran kecil yang besar dan letaknya seperti kartu takson. Dengan menumpangtindihkan kartu ciri dan kartu takson, yang sesuai dengan ciri yang dimiliki oleh tumbuhan yang akan dideterminasi, maka akhirnya hanya akan ada satu lubang yang terbuka, dengan mengetahui nomor lubang (sehingga nomor lubang sesuai dengan nomor takson), maka pendeterminasian sudah selesai dalam arti lain sudah ketemu nama takson yang dicari.
c.       Kunci Leenhouts
Kunci ini kadang-kadang disebut kunci sinopsis atau kunci padat. Kunci Leenhouts ini untuk mengatasi kunci tabel atau kunci berlubang, karena kesulitan.
d.      Kunci Sinopsis
Sinopsis merupakan kesimpulan suatu sistem penggolongan yang disajikan secara tertulis. Golongan yang diduga mempunyai kekerabatan yang erat dikelompokkan dan ciri umum utama yang diapakai sebagai dasar pengelompokkan dicantumkan. Jadi walaupun penyajian sinopsis itu kebanyakan menyerupaibentuk kunci bertakik, tetapi tujuan utama penyusunannya bukanlah dimaksudkan untuk mendeterminasikan takson tumbuhan. Jadi sinopsis merupakan bentuk kunci yang memperlihatkan gambaran sifat-sifat teknik yang umum atau secara keseluruhan dalam membedakan golongan tumbuhan
Identifikasi Tumbuhan Yang Merupakan Takson Baru
1.      Menyusun pertelaan tumbuhan dalam bahasa latin
2.      Menentukan tipe takson baru tersebut (jika jenis baru tipenya adalah spesimen)
3.      Memberi nama sesuai dengan Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature)
4.      Membuat candra atau gambar
5.      Mempublikasikan dalam jurnal taksonomi





BAB III
METODE
A.  Alat dan Bahan
a.    Alat
     Gunting, cutter, triplek, alat tulis, etiket gantung, kamera.
b.    Bahan
     Tanaman di sekitar Fakultas Biologi, alkohol 70%, kertas koran, kertas herbarium, kertas HVS, isolasi bening, kantong plastik.
B.  Cara Kerja
a.       Koleksi
Koleksi spesimen dilakukan di area Fakultas Biologi UGM. Spesimen yang digunakan berjumlah 18. Untuk spesimen yang berupa semak atau perdu, spesimen dicabut berserta akar dan seluruh bagian tanaman. Untuk spesimen yang berupa pohon, di potong bagian yang mengandung daun dan bunga. Spesimen yang telah di ambil disimpan di dalam kantong kresek hitam. Spesimen dibersihkan dan di ambil foto satu per satu. Setelah di foto spesimen di simpan di dalam kantong plastik dan diberi alkohol 70% selama satu minggu.
b.      Membuat spesimen kering
Setelah satu minggu, spesimen di ambil dari kantong plastik kemudian dilakukan pengeplekan menggunakan triplek dan kertas koran. Spesimen dikeringan menggunakan lampu di dalam laboratorium selama satu minggu.
c.       Identifikasi
Setelah satu minggu spesimen diidentifikasi satu persatu menggunakan buku Flora of Java, Flora untuk Sekolah di Indonesia dan dengan bantuan website.
d.      Pembuatan Laporan
Setelah seluruh spesimen teridentifikasi dibuat laporan praktikum


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
a.    Tabel Flora
Nomer Koleksi
Family/Genus/Spesies
Sinonim/Nama Daerah
01/UB/FBIO/031016
Moraceae/Ficus/
Ficus ampelas
Hampelas, Rampelas, Ficus javensis Miq., Ficus rubricaulis Decne.
02/UB/FBIO/031016
Phytolaccaceae/ Rivina/
Rivina humilis
baby pepper, blood berry, bloodberry rougeplant
03/UB/FBIO/031016
Solanaceae/Solanum/
Solanum superfisciens
Solanum spirale
04/UB/FBIO/031016
Asteraceae/Vernonia/
Vernonia cinerea
Sesawi langit (Sunda), Nyawon (Jawa), Gofu muti­ara (Temate),  Buyung (Indonesia)
05/UB/FBIO/031016
Ochnaceae/Ochna
Ochna sp.
Tanaman Mickey Mouse
06/UB/FBIO/031016
Lauraceae/Cinnamomum/
Cinnamomum sp

-
07/UB/FBIO/031016
Asteraceae/
Synendrela/
Synendrella nodiflora
Schizoptera peduncularis (Benth.) S.F.Blake

08/UB/FBIO/031016
Euphorbiaceae/
Acalypha/Acalypha siamensis
09/UB/FBIO/031016
Apocynaceae/Alsthonia/ Alsthonia Scholaris
Echites scholaris L., pule pule (Jawa), lame (Sunda), polay (Madura), hanjalutung (Kalimantan)
10/UB/FBIO/031016
Myrtaceae/Mesua/
Mesua ferrea
11/UB/FBIO/031016
Hibiscus schizopetalus
12/UB/FBIO/031016
-
-
13/UB/FBIO/031016
Oxalidaceae/Oxalis/ Oxalis barrelieri
14/UB/FBIO/031016
Euphorbiaceae/Riccinus
Riccinus communis
15/UB/FBIO/031016
Apocynaceae/Kopsia
Kopsia sp.
Kopsial ongiflora Merr.
16/UB/FBIO/031016
Turneraceae/Turnera/
Turnera ulmifolia
17/UB/FBIO/031016
Asteraceae/Tridax/
Tridax procumbens
18/UB/FBIO/031016
Fabaceae/Arachis/Arachis pintoi
Kacang-kacangan

b.    Data Spesies
1)   Ficus ampelas Burm. f.
·      Deskripsi
Pohon dengan tinggi mencapai 10-20 m. Batang tegak, bulat, berkayu, percabangan simpodial, permukaan kasar, dan berwarna hijau kecoklatan. Daun tunggal, berseling, lonjong, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal meruncing, panjang 15-18 cm dan lebar 4-6 cm, permukaan kasar, pertulangan menyirip, dan berwarna hijau. Bunga berwarna putih, tunggal, di ketiak daun, tangkai silindris, panjang 5-7 mm, dan berwarna hijau kecoklatan, benangsari berwarna putih dengan panjang kurang lebih 1 cm, kepala sari berwarna coklat muda dan berbentuk tabung, kepala putik berwarna putih dan berbentuk bulat, mahkota lonjong dan berwarna putih. Buah buni, bulat, berdiameter sekitar 3 mm, dan berwarna coklat. Biji bulat dan berwarna putih. Akar tunggang dan berwarna putih kotor. Ekologi : Rampelas tumbuh liar di hutan primer dan sekunder, di dataran rendah sampai daerah pegunungan pada ketinggian tempat sampai 1.300 m dpl.
·      Klasifikasi
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
F. ampelas
·      Teknik Identifikasi
Menggunakan buku Flora of Java dan Flora untuk sekolah Indonesia. Kunci detreminasi 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120a-121b-124a………38. Moraceae-1a……....1. Ficus

2)   Rivina humilis L.
·      Deskripsi
Daun berseling panjang 1-5 cm. Bunga berwarna keputihan dalam tandan panjang 4-8 cm pada bagian terminal. Banyak bunga kecil diproduksi di setiap klaster, masing-masing ditanggung pada tangkai pendek (pedicel) panjang 1-4 mm. Bunga memiliki empat kelopak panjang 1-3 mm dan empat benang sari. Kelopak yang awalnya putih atau merah muda tapi berubah kehijauan saat dewasa. Berbunga selama musim semi dan musim panas. Buah kecil buah bulat berisi satu biji. Ukuran 3-4 mm berubah dari hijau ke merah terang bersinar (kadang-kadang orange) saat masak. Biji bulat adalah 2,5-3,5 mm.
·      Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Famili : Phytolaccaceae
Genus : Rivina
Spesies : Rivina humilis L.
·      Teknik Identifikasi
Menggunakan buku Flora of Java dan Flora untuk sekolah Indonesia. Identifikasi juga dengan bantuan wesite.

3)   Solanum superfisciens
·      Deskripsi
Semak glabrescent. Batang tegak, 0,5-3 m. Tangkai daun 5-10 mm. Perbungaan tandan dengan tangkai bunga 3-12 mm. Pedicel 1,5-2,5 cm. Kelopak 2-3 mm 4-5 lobe. Corolla putih 8-10 mm, kepala sari 3-3,5 mm. Buah kusam kuning-oranye, bulat, 1,1-1,6 cm diam. Biji kuning atau cokelat 3-3,5 × 2,5-3 mm.
·      Klasifikasi
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo           : Solanales
Famili         : Solanaceae
Genus         : Solanum
Spesies        : Solanum superfisciens Adelb.

·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9a, 41b, 42a, 43b, 54a, 55b, 57b, 58a Family Solanaceae. 1b, 3b, 5b, 6b, 7b Genus Solanum
4)   Vernonia cinerea
·      Deskripsi
Tergolong herba yang  tumbuh tegak dengan tinggi 0,2 -1,6 meter, tumbuh.  bergerombol atau tersebar. Batang  bulat beralur, seringkali dengan bulu halus, permukaan hijau, mempunyai empulur berwarna putih. Daun tunggal tersebar, tulang daun menyirip, bentuk  daun bervariasi, bagian bawah berbentuk oval atau bulat telur, bagian atas berbentuk lanset atau memanjang, tanpa stipule. Daun-daun bagian bawah mempunyai petiolus (+ 1,5 cm), daun-daun bagian atas  petiolusnya pendek (+ 0,5 cm) atau tanpa petiolus  (daun duduk). Tepi daun agak rata atau berombak-bergerigi (repandus-dentatus), ujung daun (apeks) runcing, pangkal daun (basis) "obtusus-attenuatus".
Bunga-bunga kecil (bunga tabung) tersusun dalam kapitulum yang bertangkai (pedunkulus). Tiap-tiap kapitulum terbungkus oleh brakteinvolukra dan kapitulum tersebut terdapat dalam suatu karangan (perbungaan) sejenis karimbosa. Dalam sebuah kapitulum biasanya terdapat sekitar 20 - 25 buah bunga tabung yang berwarna ungu atau ungu keputihan. Bentuk bunga aktinomorf, biseksual, sepal berubah menjadi papus, petal 5 (gamopetalus berwarna ungu), stamen 5 (singenesius), pistil sebuah, ovarium inferior (unilokuler). Buah keras berbentuk garis bersegi 5 dan berwar­na coklat-keputihan. mempunyai rambut buah, sebagian pendek dan tetap tinggal, sebagian panjang dan rontok. Mempunyai akar torabak yang kuat.
·      Klasifikasi
Divisi     : Spermatophyta
Kelas      : Dicotyledoneae
Famili     : Asteraceae
Genis     : Vernonia
Jenis       : Vernonia cinerea Les


·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java.

5)   Ochna serrulata
·      Deskripsi
Ochna serrulata adalah semak kecil dari 1 sampai 2 m di ketinggian, tapi sesekali tumbuh hingga 6 m sehingga dapat juga disebut sebagai pohon kecil. Memiliki batang ramping dengan halus, kulit coklat. Cabang-cabang ditutupi dengan mengangkat, titik-titik kecil, berwarna terang. Daun berbentuk bulat panjang, 13-50 mm panjang, tapi kadang-kadang sempit dengan tips tumpul atau membulat dan basis bulat. Margin daun yang bergerigi dengan gigi runcing tegak, dan pelepah dan vena lateral mencolok di atas. Musim semi dedaunan muda adalah indah merah muda-perunggu, jatuh tempo hijau mengkilap. semak yang indah ini ditutupi dengan bunga harum kuning di musim semi (September-November), setiap bunga sekitar 20 mm. Meskipun kelopak jatuh cukup segera, mereka membuat acara yang sangat baik sementara terbuka. buah hijau, akan matang untuk blackThe buah-buahan 5-6, hampir bulat, berry-seperti buah-buahan, hijau pada awalnya, mengkilap hitam ketika dewasa. Mereka yang melekat pada sepal, yang gigih, dan sementara buah telah berkembang, sepal telah diperbesar dan berubah merah terang, dalam banyak kasus memutar merah bush seluruh.
·      Klasifikasi
Kingdom:
Order:
Family:
Genus:
Species:
O. serrulata




·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java.

6)   Cinnamomum sp.
·      Deskripsi
Daun kasar dan tebal berwarna hijau. Memiliki lapisan lilin pada permukaan daun, daun mengkilap. Daun bulat telur-elips. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau mengkilap ke hijau kekuningan, sedangkan sisi bawah yang buram. Daun dewasa berwarna hijau gelap. Daun muda berwarna coklat kemerahan dengan kekuningan-merah. Aksilaris malai panjang 3,5-7 cm. Ini adalah genus dari spesies berumah satu, dengan bunga-bunga hermafrodit, kehijauan putih, putih kuning gundul atau berbulu halus dan pucat sampai coklat kekuningan. Sebagian besar bunga-bunga kecil. Buah keunguan-hitam adalah bulat telur, elips atau buah berbiji subglobose. The perhiasan bunga-cup dalam buah adalah cupuliform
·      klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermathophyta
Classis             : Dicotyledonae
Ordo                : Ranales
Familia            : Lauraceae
Genus              : Cinnamomum
Spesies            : Cinnamomum sp.
·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java.

7)   Synendrella nodiflora
·      Deskripsi
Perkecambahan biji epigeal. Panjang hipokotil 8-19 mm, sering keungu-unguan, dan sedikit berambut. Kotiledon berbentuk bulat panjang, dengan panjang 6-8 mm, sering kemerah-merahan atau keungu-unguan dan berbatang pendek. Sepasang daun muda mirip dengan daun dewasa tetapi lebih kecil. Bercabang tegak, herbal dengan tinggi 30-80 cm. Sistem perakaran serabut, biasanya dengan cabang yang kuat. Tumbuh tegak, batang biasanya berkayu, percabangan dikotom dari dasar tumbuhan, cenderung memiliki internodus yang panjang dan bengkak, membulat atau sedikit kaku, lembut, seringkali berambut, dan biasanya dengan tinggi sekitar 50 cm. Bagian batang yang lebih bawah mungkin tumbuh akar pada bagian nodusnya, khususnya di daerah yang basah atau lembab. Daun tumbuh berhadapan dengan panjang 4-9 cm, berbentuk elips sampai bulat dengan tiga tulang daun yang tampak jelas dan dengan tepi beringgit, berambut dengan tangkai daun yang pendek dan menempel pada batang secara selang-seling. Bunga tumbuh dengan rangkaian mahkota yang kecil dari 2-8 bunga majemuk pada nodus dan seluruh ujung yang lebih tinggi ketiga dari tumbuhan, tiap bunga majemuk terdiri dari beberapa daun bunga yang tegak dengan panjang 3-5 mm dan keliling 5-6 mm, setiap panjang 3-4 mm dengan daun bungan berwarna kuning.
·      Klasifikasi
Kingdom
Plantae
Divisi 
Magnoliophyta
Klas
Magnoliopsida
Ordo
Asterales
Famili
Asteraceae
Genus
Synedrella
Spesies
Synedrella nodiflora (L.)
·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java juga dengan menggunakan bantuan website dengan mencocokkan foto.

8)   Acalipha siamensis
·      Deskripsi:
Tanaman teh-tehan atau Acalypha siamensis merupakan tanaman bercabang banyak termasuk semak atau perdu menahun, tinggi 1 – 2 m. Teh-tehan (Acalypha siamensis) termasuk habitus tanaman perdu yang tajuknya rapat, padat, dan kuat. Tumbuhan teh-tehan biasanya hidup berkoloni, memiliki ukuran daun kecil berwarna hijau mengkilap. Batangnya berbentuk bulat, berwarna coklat waktu tua dan permukaan batangnya licin.
·      Klasifikasi
Kingdom    : Plantae
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo           : Euphorbiales
Famili         : Euphorbiaceae
Genus         : Acalypha
Spesies        : Acalypha siamensis
·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java juga dengan menggunakan bantuan website dengan mencocokkan foto.

9)   Alstonia Scholaris
·      Deskripsi
Habitus berupa pohon dengan tinggi 10-50 m. Batang tegak,  berkayu, percabangan menggarpu dan berwarna hijau gelap. Daun tunggal, bentuknya lanset, ujungnya membulat dan pangkalnya meruncing, tepinya rata, panjang daun 10-20 cm dan lebar 3-6 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, panjang tangkai ±1 cm dan warnanya hijau. Bunga majemuk, bentuknya malai, terdapat di ujung batang, bentuk kelopak bunga bulat telur, panjang tangkainya 2,5-5 cm, berambut dan warnanya hijau. Benang sari melekat pada tabung mahkota dengan panjang tangkai putik 3-5 mm, kepala putik meruncing, bakal buah berbulu dan berwarna putih. Bentuk tabung mahkota bunga bulat telur dengan panjang 7-9 mm dan berwarna putih kekuningan. Buah bumbung dengan bentuk pita dan panjangnya 20-50 mm, warnanya putih. Biji kecil dengan panjang 1,5-2 cm dan berwarna putih. Akar tunggang dan berwarna cokla
·      Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo           : Gentianales
Suku           : Apocynaceae
Marga         : Alstonia
Spesies        : Alstonia scholaris L.R.Br.
·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java juga dengan menggunakan bantuan website dengan mencocokkan foto.

10)              Messua ferrea
·      Deskripsi
Habitus pohon dengan tinggi lebih dari 5 m. Akar tunggang. Batang memiliki cabang banyak, tidak bergetah, permukaan dengan kulit yang mengelupas, berwarna coklat keabu-abuan. Daun bertangkai, tebal, terletak berhadapan, helaian berbentuk lanset, pada daun yang masih muda berwarna merah muda, pada daun yang tua berwarna putih pada bagian permukaan bawah dan hijau pada permukaan atas, permukaan atas daun licin, pertulangan menyirip. Bunga tunggal atau majemuk, memiliki kelopak berjumlah 4, berwarna hijau, mahkota berjumlah 4, berwarna putih, jumlah benang sari banyak berwarna kuning. Buah berbentuk bulat, agak lonjong dengan kelopak bunga yang persisten, apabila kering akan pecah.
·      Klasifikasi
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Bangsa        : Theales
Suku           : Clusiaceae
Marga         : Mesua
Jenis            : Mesua ferrea L.
·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java juga dengan menggunakan bantuan website dengan mencocokkan foto.







11)              Hibiscus schizopetalus
·      Deskripsi
Habitus perdu, perenial, tinggi 2-3 m. Akar tunggang. Batang tidak bergetah, permukaan batang kasar, berwarna coklat. Daun tunggal, tersebar, mempunyai daun penumpu, bertangkai, helaian daun bentuk membulat, tekstur halus, panjang 5-8 cm, lebar 3-5 cm, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, pertulangan daun menyirip, berwarna hijau. Bunga tunggal, terletak di ketiak daun, berkelamin ganda, kelopak berlekatan berbentuk tabung, ujung terbgai menjadi 5 helai, berwarna hijau, benangsari dan putik tersusun dalam tangkai yang panjang, bakal buah menumpang, mahkota berwarna warna merah muda, mahkota berlepasan dengan tepi helaiannya bergelombang.
·      Klasifikasi
Divisi                 : Magnoliophyta
Kelas                  : Magnoliopsida
Bangsa               : Malvales
Suku                  : Malvaceae
Marga                : Hibiscus       
Jenis                   : Hibiscus schizopetalus Hook.f.
·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java juga dengan menggunakan bantuan website dengan mencocokkan foto.

12)              Tidak Teridentifikasi
·      Deskripsi
Habitus berupa herba. Batang berair, tidak bergetah, lemah, berwarna hijau. Daun tunggal, tidak bertangkai, tersusun roset, bentuk bulat telur dengan ujung runcing dan pangkal membulat, pertulangan daun menyirip, tekstur daun licin, berwarna hijau. Bunga majemuk bulir, terletak pada ujung batang, ukuran bunga kecil, warna bunga ungu. Buah menempel pada bulir, berwarna hijau.








13)              Oxalis barrelieri
·      Deskripsi
Habitus herba berkayu, tinggi 40-80 cm. Akar tunggang. Batang tegak, tidak bergetah, berkayu, bulat, permukaan halus, berwarna hijau. Daun majemuk, tersebar, helaian lonjong dengan tepi rata, ujung dan pangkal membulat, pertulangan menyirip, panjang 2-3 cm, lebar 1-2 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, berkelamin dua, terletak aksilar (di ketiak daun), panjang tangkai 2-4 cm, kelopak 5 helai bentuk bintang, mahkota bentuk terompet berwarna merah muda. Buah termasuk jenis buah kotak, berbentuk seperti belimbing, berwarna hijau. Biji bulat, kecil. berwarna kuning.
·      Klasifikasi
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Subkelas     : Rosidae
Bangsa        : Geraniales
Suku           : Oxalidaceae
Marga         : Oxalis
Jenis            : Oxalis barrelieri L.
·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java juga dengan menggunakan bantuan website dengan mencocokkan foto.

14)              Riccinus communis
·      Deskripsi
Habitus pohon kecil. Akar tunggang. Batang berwarna hijau, beruas-ruas, permukaan batang halus hingga, memiliki lapisan lilin pada permukaannya, tinggi tanaman 1–4 meter. Daun tunggal, bertangkai panjang, helaian berbentuk bulat dengan pertulangan menjari 5, tepi bercangap, berwarna hijau. Bunga majemuk, terletak pada ujung batang, terbentuk dalam tandan, terdapat bunga jantan dan bunga betina, tidak mempunyai daun mahkota, memiliki kelopak. Buah muda berwarna hijau berbentuk lonjong dan menjadi bulat, pada kulit buah terdapat bulu/duri halus, buah yang masak biasanya pecah. Biji berbintik-bintik, memiliki kulit biji agak keras dan mengkilap.
·      Klasifikasi
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Subkelas     : Rosidae
Bangsa        : Euphorbiales
Suku           : Euphorbiaceae
Marga         : Ricinus
Jenis            : Ricinus communis L.
Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java juga dengan menggunakan bantuan website dengan mencocokkan foto.

15)              Kopsia
·      Deskripsi
Habitus berupa pohon. Akar tunggang. Batang bergetah, getah berwarna putih, warna batang cokelat. Daun tunggal, bertangkai, terletak berhadapan, permukaan daun licin, berbentuk bulat memanjang, pertulangan menyirip, ujung merruncing dan pangkal daun runcing, berwarna hijau tua. Bunga majemuk, malai rata, kelopak daun kecil berwarna hijau, mahkota berlekatan membentuk tabung yang panjang dengan ujung terpisah, berwarna putih. Buah berbentuk oval, berwarna hitam, bergetah.
·      Klasifikasi
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Subkelas     : Asteridae
Bangsa        : Gentianales
Suku           : Apocynaceae
Marga         : Kopsia
Jenis            : Kopsia arborea (L) Blume.
·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java Vol. 2. Kunci identifikasi hingga genus: 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14b-15b-16a-239a-240b-241b-242a Fam. 105 Apocynaceae 1b-4b-5b-6b 7. Kopsia

16)              Turnera ulmifolia
·      Deskripsi
Habitus semak, tinggi lebih dari 0,5 m. Akar tunggang. Batang berkayu, tidak bergetah, berwarna hijau kecoklatan. Daun tunggal, lanset, terletak tersebar, panjang 7,5-10 cm, lebar 2-3 cm, ujung dan pangkal meruncing, pertulangan menyirip, berbulu halus, bertangkai, berwarna hijau. Bunga tunggal terletak di ketiak daun dan di ujung batang, ketika kuncup terpuntir, kelopak berwarna hijau muda, mahkota lonjong, kuning, kepala sari berwarna kuning, kepala putik kuning. Buah berbentuk lonjong berwarna hijau.
·      Klasifikasi
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Suku           : Passifloraceae
Bangsa        : Turnera
Jenis            : Turnera ulmifolia
Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java juga dengan menggunakan bantuan website dengan mencocokkan foto.

17)              Tridax procumbens
·      Deskripsi
Habitus herba tahunan. Akar tunggang. Batang tumbuh menjalar di tanah, lunak, tidak bergetah, berbulu, berwarna hijau. Daun tunggal, lonjong, berhadapan, panjang 2,5-3,5 cm, lebar 1-2 cm, tepi bergerigi, ujung lancip, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, tekstur kasar (berbulu), bertangkai, berwarna hijau. Bunga majemuk, berbentuk cawan, terletak aksiler, tangkai panjang berwarna hijau, terdapat bunga pita berwarna putih dan tabung, putik kuning, bertangkai pipih. Buah lonjong, biji lonjong, pipih.
·      Klasifikasi
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Subkelas     : Asteridae
Bangsa        : Asterales
Suku           : Asteraceae
Marga         : Tridax
Jenis            : Tridax procumbens L
·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java Vol. 2. Kunci identifikasi hingga genus: Fam. 121 Asteraceae 1b-12a-13b-15b-16b-18b-19b-20b-21b-22a 21. Tridax

18)               Arachis pintoi

·      Deskripsi
Habitus herba tahunan. Batang herba, tidak bergetah, tumbuh menjalar ditanah, akar akan tumbuh dari buku batang apabila menyentuh tanah. Daun majemuk genap, mempunyai dua pasang helai daun, helai daun berbentuk oval, tekstur daun halus. Bunga tunggal, terletak aksilar, berwarna kuning. Setelah terjadi penyerbukan, ginofor akan memanjang dan masuk ke dalam tanah yang selanjutnya membentuk polong dan biji. Setiap polong biasanya mengandung satu biji.
·      Klasifikasi
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Subkelas     : Rosidae
Bangsa        : Fabales
Suku           : Fabaceae
Marga         : Arachis
Jenis            : Arachis pintoi Krapov. & W.C.Greg
·      Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakter tumbuhan dengan kunci identifikasi dari Flora untuk Sekolah dari famili hingga genus lalu untuk menemukan spesies digunakan kunci identifikasi yang berasal dari Flora of Java juga dengan menggunakan bantuan website dengan mencocokkan foto.

Analisis
Dari 18 spesies ada satu spesies yang belum teridentifikasi, yaitu spesies no 12. Hal ini disebabkan keterbatasan praktikan dalam mengidentifikasi. Satu spesies no 6 belum diketahui spesiesnya, hanya genus yang diketahui yaitu Cinnamomum sp. Selain kedua spesies tersebut semua spesies telah diketahui spesiesnya.



BAB V
KESIMPULAN
1. Koleksi spesimen dilakukan secara manual dengan mengumpulkan spesimen yang berasal dari wilayah Fakultas Biologi UGM.
2. Spesimen kering dibuat dengan metode pengeplakan yang dikeringgakan menggunakan sinar lampu.
3. Spesimen kering diidentifikasi dengan bantuan buku dan website. Dari 18 spesimen, spesimen no 6 hanya diketahui hingga genus dan spesimen no 12.





















Daftar Pustaka

Aththorick,   T.A,   dan   Siregar  E.S.  2006.  Taksonomi    Tumbuhan.  Departemen Biologi  FMIPA USU. Medan
Balai Diklat   Kehutanan Makassar. 2011. Herbarium Sebagai  Acuan  Penanaman Pohon.http://www.badikhut.com.
Balai Taman Nasional Baluran. 2004. Pembuatan Herbarium. http;//balurannationapar.web.id/Wpcontent/uploads/2011/04/Pembuatan Herbarium FloraDiTamanNasionalBaluran04FIX.pdf.
Matnawi, H. 1989. Perlindungan Tanaman jilid 1. Kasinus : Yogyakatra Nuraenina
Moenandir, J. 1996. Ilmu Gulma  dalam Sistem Pertanian. PT.Raja Grafindo Persada Jakarta.
Nasution, U. 1986. Gulma  dan  Pengendaliannya di  Perkebunan  Karet Sumatera Utara dan Aceh. PT. Gramedia : Jakarta.
Ramadhanil. 2003. Herbarium Celebense (CEB) dan Peranannya dalam Menunjang Penelitian Taksonomi Tumbuhan di Sulawesi.
Sama, Surya. 2009. Pengaweatan Tanaman dan Pengawetan Hewan. UPI : Bandung
Setyawan,  A. D, Indrowuryatno, Wiryanto, Winanrno, K  dan  Susilowati,  A. 2005. Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Stacey, Robyn and Ashley Hay. 2004. Herbarium. Cambridge University Press: New York.
Subrahmanyam, N.S. 2002. Laboratory  Manual  of Plant Taxonomy. University of Delhi. New Delhi
Suyitno, A.L.2004. Penyiapan Specimen Awetan  Objek  Biologi. Jurusan Biologi FMIPA UNY. Yokyakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2007.  Morfologi  Tumbuhan.  Gajah Mada University Press Yogyakarta.
Triharto, Ahmad. 1996. Dasar-dasar perlindungan Tanaman. UGM press : Yogyakatra 
Van Steenis, C.G.G.J. 2003. Flora. PT.Pradnya Paramita : Jakarta
Wibobo,  A  Abdulah, W.  2007.  Desain  Xml  Sebagai  Mekanisme  Petukaran
Share:
Menulis adalah salah satu cara untuk mengubah, menyimpan dan menyampaikan

Q n A

Mau diskusi dan bertanya soal Biologi? Silahkan kirim email ke kazebara20@gmail.com
See me on Instagram @wardhaayu